Kebanyakan orang berpikir bahwa mereka yang termasuk golongan developer game adalah orang yang benar-benar pintar dan cerdas dalam algoritma dan matematika. Apakah benar demikian? Mari kita intip seorang hikikomori yang kini tengah merealisasikan game indie pertamanya.
Seorang Hikikomori
Inilah Nita Souji, warga asli Jepang yang ternyata adalah seorang Hikikomori. Walaupun saat ini ia adalah solo indie game developer dari Jepang, mungkin banyak yang masih meragukan apakah benar seorang Hikikomori bisa membuat game? Ada beberapa hal menarik yang bisa kita bahas di sini.
Belajar Sendiri
Salah satu yang saya kagumi terhadap seorang Nito Souji adalah ketekunan dan kegigihannya dalam mempelajari bagaimana membuat game, khususnya dengan real engine yang kini sudah gratis digunakan. Karena untuk membuat sebuah game tidak hanya memerlukan kemahiran, namun juga passion yang tinggi tentang game.
Karena dulu saya pernah mencoba membuat game RPG sederhana yang masih dalam 2D. Cerita ini waktu SMP-SMA, ternyata tidak semudah game yang dimainkan. Karena membuat game perlu memikirkan bagaimana cerita game tersebut, dan detail alur tiap action atau scene yang akan ditayangkan ke penikmat game. Tidak hanya itu saja, model game dan efek game juga harus dibuat sesuai dengan tema game yang akan dibuat.
Pull Stay
Jujur saja, saya kaget waktu pertama kali melihat salah satu Youtube channel yang mempromosikan Nita Souji. Karena sudah 3 tahun ini ia mengembangkan game indie solo pertamanya bernama Pull Stay. Game ini bahkan sudah dimasukkan ke dalam daftar Steam lho.
Mungkin ada beberapa yang kurang mengerti, maksudnya game indie solo itu apa. Dari kata Indie yang berarti adalah independent. Maksudnya adalah sebuah game independent yang dia sendiri yang mengerjakan. Pada umumnya dalam sebuah game terdapat beberapa orang yang mengerjakan seperti design game, alur cerita, design karakter, dsb namun ini dikerjakan sendiri saja.
Skill English
Kebanyakan orang Jepang sangat kacau dalam skill bahasa inggris mereka. Namun menurut saya tidak untuk Nita Souji. Walaupun ia orang Jepang dan Hikikomori, namun pengucapan bahasa inggrisnya cukup bagus untuk level orang luar.
Ia mengatakan, gara-gara keinginannya untuk belajar membuat game, tanpa ia sadari kemampuan berbahasa inggrisnya kini sangat meningkat. Hal ini karena tutorial software untuk membuat game menggunakan bahasa inggris, begitu pun juga bahasa dari game Pull Stay yang fokusnya ke bahasa inggris.
Hal ini membuktikan bahwa seorang Hikikomori bukan berarti tidak berguna, namun tergantung keinginan kita untuk berbuat sesuatu, tidak hanya mentok di niat saja.
Baca juga : Ulasan jujur tentang Exabytes Indonesia