April 18, 2024

Pada artikel sebelumnya saya menulis tentang keluar dari rumah sakit karena memang pada waktu itu saya terkena penyakit yang lagi viral, yaitu Covid19 atau Corona virus. Nah kali ini saya akan bagikan bagaimana gejala awal kena Covid19 hingga penanganan sampai sembuh dari Covid19 secara detail.

Sebelum melanjutkan saya mau kasih disclaimer bahwa ada dua tipe pasien yang kena Corona. Pertama, pasien tanpa gejala atau OTG (Orang Tanpa Gejala). Kedua, pasien dengan gejala ringan, medium, hingga berat. Pengalaman saya, saya terkena gejala ringan-medium.

Perlu diketahui bahwa sumber penyebaran Covid19 atau Corona adalah melalui droplet seperti : air ludah, batuk, liur ke orang lain. Oleh karena itu pastikan usahakan menjaga jarak dan pakai masker.

Demam

Gejala paling awal yang saya alami waktu itu adalah demam. Setelah melakukan pekerjaan shift malam yang cukup melelahkan, ternyata membuat imun tubuh menjadi turun dan H+3 muncul demam.

Demam kali ini cukup aneh, karena naik turun. Obat paracetamol dan antibiotik ternyata tidak ampuh untuk menyembuhkan anomali demam ini. Perlu diketahui bahwa demam naik turun adalah awal tanda masuknya virus dalam tubuh, dan fase awal terkena Covid19.

Batuk dan Sesak

Setelah 2 hari mengalami demam, kemudian muncul batuk yang sangat hebat. Setiap menghirup nafas cukup dalam, kemudian saya langsung batuk hebat.

Tidak hanya itu saja, nafas saya pun tiba-tiba menjadi agak pendek dan kadang mengalami sesak. Jika dipaksakan menghirup nafas yang cukup dalam dan panjang, maka batuk hebat akan langsung keluar.

Dalam fase ini saya sudah ke dokter klinik dan dibantu dikasih obat batuk dengan dosis cukup tinggi, namun hingga 2 hari minum tetap saja tidak efek. Dari situ saya langsung berpikir untuk tes ke puskesmas.

Ke Puskesmas

Mengetahui obat yang dikasih dokter tidak mempan dan saya merasa semakin hari semakin lemas, akhirnya memutuskan untuk pergi ke puskesmas terdekat, yaitu faskes 1 saya.

Kemudian dokter memeriksa saya dari tensi, detak jantung, kemudian ketika di lihat muka saya, dokter mengatakan muka saya sangat pucat sekali. Kemudian dokter mengambil alat oxymeter dan dipasangkan ke ujung jari saya. Kemudian muncul angka 75 dari layar tersebut dan dokter langsung bergegas memberikan oksigen tambahan ke saya.

Menurut dokter, ada sesuatu yang salah dalam paru-paru saya sehingga oksigen tidak 100% terserap ke paru-paru. Jadi hanya 75% saja, dan angka tersebut menurut dokter sangat mengkhawatirkan. Jika ditunggu lebih lama lagi, kemungkinan saya bisa mengalami masalah organ dalam lain dan jadi lebih fatal. Angka aman menurut dokter adalah 95.

Oxymeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen dan detak jantung dalam tubuh seseorang. Alat tersebut dipasangkan ke ujung jari pasien dan ukurannya ada yang kecil, hingga medium.

Rapid Test

Kemudian dokter meminta saya untuk melakukan rapid test dan hasilnya dapat ditunggu 1-2 jam. Hasilnya cukup mengejutkan, karena dari hasil rapid test terhadap saya, hasilnya adalah reaktif. Saya langsung kaget.

Ternyata sel darah putih saya sangat tinggi. Hal itu menandakan bahwa tubuh saya sedang melakukan perlawanan terhadap virus yang jumlahnya cukup banyak. Makanya sel darah putih sangat tinggi angkanya dari hasil test.

Dari situ dokter mengambil kebijakan untuk melarikan saya ke Rumah Sakit khusus Corona. Namun hal itu tidaklah mudah dan cepat. Karena butuh waktu 3 jam lebih bagi saya menunggu rumah sakit yang kosong dan mau menerima pasien Corona. Menurut para dokter, rumah sakit yang kosong di Jakarta untuk pasien Covid19 semakin sedikit, dan kalaupun tersisa mungkin hitungan belasan saja setiap harinya.

Keputusan dokter melarikan saya ke rumah sakit karena alasan saturasi oksigen saya yang cukup gawat, yaitu 75. Minimal orang normal adalah 95. Karena memang benar-benar harus di rawat di rumah sakit dan mendapatkan perawatan intensif. Untuk pasien positif Corona dan saturasi bagus, gejala hanya batuk atau lainnya, maka disuruh isolasi mandiri di rumah.

Naik Ambulans

Setelah mendengar ada rumah sakit yang menerima saya, langsung saya bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit tersebut. Karena akan di rawat dalam waktu yang cukup lama, 10-14 hari, kita harus mempersiapkan semuanya terlebih dahulu. Kemudian nanti kita diantar oleh ambulans.

Daftar yang harus dipersiapkan :

  • Pakaian (kaos, celana, daleman. Bawa 3-5 setel saja)
  • Masker (beli 15-20 buah)
  • Handuk kecil
  • Sabun, sikat gigi
  • Panci elektrik pemanas air, teh
  • Cemilan secukupnya

Intinya sih itu, tapi kalau saya tambahan bawa susu beruang stok 10 hari, buah secukupnya karena tidak ada kulkas. Kemudian mengisi saldo gopay / grab secukupnya untuk order makanan. Perlu diketahui, ada rumah sakit yang membolehkan memesan makanan dari luar, ada juga yang tidak. Jadi ditanyakan dulu ya.

Rumah Sakit

Sesampainya di rumah sakit saya diantarkan ke RSKD Duren Sawit Jakarta Timur, saya langsung diberikan oksigen khusus, kemudian di cek tensi, cek jantung, kemudian di infus, lalu diambil darah juga. Pokoknya banyak banget deh, langsung dikasih makan dan minum obat.

Beberapa kegiatan medis yang dilakukan oleh pihak rumah sakit yang perlu kamu tahu : ronsen paru, ambil darah, test swab, dikasih obat, dikasih vitamin.

Rasanya Kena Covid19

Jika ditanya apa yang kamu rasakan ketika kena Covid19 atau Corona virus, maka saya akan menjawab kondisi saya lemas, tidak bergairah, tidak nafsu makan, agak sesak, batuk, tidak produktif, dan cepat lelah.

Namun ketika mendapatkan perawatan rumah sakit di hari ke tiga, sedikit demi sedikit nafsu makan saya sudah bertambah. Terima kasih atas layanan grab food yang sering saya gunakan untuk membeli makan enak dan sehat sebagai pemacu saya untuk makan ketika makanan rumah sakit saya gak berselera.

Saya ingat perkataan dokter tirta, obat sembuh dari Covid19 itu adalah makan enak, makan yang banyak, gak usah pusing pantangan makanan, dan selalu positive thinking. Itulah yang saya terapkan ketika di rumah sakit. Mindset kita harus happy dan enjoy. Kita di rumah sakit, anggap saja sedang camping dan istirahat dari kerja.

Nah kira-kira belasan hari saya sudah di rawat di rumah sakit dan menunjukkan tanda positif untuk bisa pulang. Hasil test swab saya pun juga sudah negatif. Namun menurut dokter, walaupun sudah negatif, ex pasien Covid harus melakukan isolasi mandiri 10-14 hari agar memastikan virusnya benar-benar hilang dari tubuh.

Biasanya sebelum kita diperbolehkan pulang, kita akan di test ronsen paru sekali lagi tapi dengan membuka baju, agar scan lebih terlihat detail dan jelas. Kemudian, jika hasilnya memang bagus maka kita bisa pulang di hari itu juga, atau keesokan harinya. Tergantung dokter yang memeriksa. Intinya, agar bisa pulang kita harus mendapatkan 2 approval.

Pertama, approval dari dokter jaga yaitu dokter spesialis penyakit dalam. Kedua, approval dari dokter spesialis paru. Nah jika kedua approval sudah kita pegang, nanti pihak humas Rumah Sakit akan memberikan info ke nomor keluarga terdaftar agar diinfokan untuk mengantarkan baju bersih dan mengambil obat di bagian farmasi, kemudian pulang deh.

Tapi tunggu dulu. Sebelum pulang kita wajib mandi di rumah sakit di kamar mandi steril. Dan memakai baju bersih yang dibawakan keluarga kita. Pastikan bawakan sabun dan sampo ya! Kemudian urus untuk dibawakan barang-barang kita yang bisa diambil di ruang ICU, tanyakan ke petugas security.

Semoga pengalaman saya bisa menginspirasi teman-teman untuk lebih berhati-hati lagi dalam kesehariannya. Virus Corona itu NYATA ancamannya, namun jangan takut. Bisa dicegah. Pastikan imun kamu selalu kuat dan tubuh selalu dalam keadaan fit. Jika merasa agak sakit, kurang enak badan atau lemas, JANGAN memaksakan kerja atau pergi ke luar!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *