October 10, 2024

Mungkin tidak banyak yang tahu, walaupun beberapa orang bekerja di bagian IT entah itu Datacenter, System Administrator (seperti saya) atau Network Admin dan lainnya tidak sedikit orang yang suka nonton anime di waktu selanya.

Nonton di Waktu Senggang

Beberapa sebagian orang punya kebiasaan cukup unik, contohnya saja menonton anime di waktu senggang atau waktu libur. Salah satunya saya. Bukan berarti kebiasaaan ini sangat baru lho. Namun sudah cukup lama saya punya kebiasaan ini. Dimulai sejak waktu SMA dulu hingga sekarang.

Mungkin titik terkuatnya adalah waktu kuliah dimana kita sangat punya waktu senggang dan kosong, nah dulu hampir semua anime di tiap season saya selalu ikutin lho.

Tidak Semua Anime Untuk Anak Kecil

Banyak yang berpendapat kalau nonton anime hanya untuk anak kecil saja. Oops, kalau begitu bisa saya katakan kamu salah. Anime sendiri adalah industri khusus dari Jepang dan pada dasarnya menyasar 3 segmentasi pasar.

Awalnya anime ini untuk segmen kelas remaja dan yang hampir memasuki fase umur 16-17 tahun di Jepang. Di fase ini banyak pilihan anime yang ada di Jepang dari masa cinta, hingga kegiatan masa pubertas remaja. Namun tidak sedikit juga genre dunia fantasi yang sangat banyak dimininati dengan karakter anime di segmentasi remaja.

Namun seiring berjalannya waktu, anime kemudian dibuat untuk menyasar segmen kelas dewasa yang tentu saja isinya adalah film yang bukan diperuntukkan untuk remaja dan anak-anak. Bahkan industri anime di segmen kelas dewasa terbilang cukup banyak, jadi jangan heran anime-anime tema “hentai” cukup mudah ditemukan di internet.

Yang terakhir adalah anime untuk segmen anak-anak. Bisa dikatakan anime pada segmen ini sangat aman untuk di tonton, walaupun pada beberapa scene ada juga beberapa yang memang kurang cocok di tonton, jadi kadang memang harus agak di sensor sedikit kalau yang mau nonton anak-anak.

Anime Bukan Kartun

Banyak yang memberikan opini bahwa anime sama saja dengan kartun. Padahal tidak lho. Anime adalah sebutan istilah yang digunakan di Jepang dan bisa dikatakan sebagai bagian dari budaya Jepang yang mendarah daging. Kebutuhan anime sudah mendarah daging tidak hanya pada industri pertelevisian saja. Karena faktanya anime sudah merambah seperti industri iklan komersil, produk komersil, travel, aviasi dan banyak banget.

Beda dengan sebutan kartun yang mulai diperkenalkan oleh budaya barat. Kartun digunakan hanya untuk hiburan yang sifatnya animatik (tidak real).

Faktanya anime di Jepang lebih condong ke animasi pada segmen dewasa, dimana kartun lebih condong ke hiburan yang lebih ke segmentasi anak-anak. Jadi beda ya.

Kebiasaan Nonton Anime Buruk?

Ah siapa bilang kebiasaan nonton anime buruk? Padahal belum tentu juga sih. Tergantung dari individu yang menontonnya.

Kalau pribadi sih, nonton anime lebih ke mengisi waktu luang dan memang kalau ada cerita yang bagus yang diangkat dari komik ke anime, nah itu suka banget ngikutin sampe maraton.

Bagi saya nonton anime memberikan relaksasi berbeda terhadap mata kita dan kadang ada banyak cerita dengan konflik yang berbeda dimana di real life kadang tidak pernah ketemu, dan ceritanya sangat unik untuk diikuti.

Tapi ingat, tidak semua anime itu bagus buat di tonton khususnya anak remaja atau anak-anak. Khususnya orang tua harus tahu, wajib tahu dan jangan menyalahkan media internet. Sadar diri, terus evaluasi diri, terus upgrade diri saat kemajuan teknologi yang semakin cepat.

Baca juga : Nonton ChiCHO with HoneyWorks di THE FIRST TAKE Live

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *